Lut Tawar Lake: The Daybreak Tale
nature·@abduhawab·
0.000 HBDLut Tawar Lake: The Daybreak Tale
The Lut Tawar lake was stretched right before my eyes, it appeared like a silent pool in early morning gaze below the horizon while the little waves danced over the surface, they slowly approached the shore. As I opened my eyes wider, I was caught up in very beautiful golden light casting over the universe. It beckoned me back to wonder just like a kid was amazed by the roller coaster, I managed to turn to the light and tried to flick it, immediately the shadows of the glow covered up the pool. In quite a distance of my vision, the orange strip was free embracing the upper hills, while the white bulb stood with its little power, or perhaps it was just there to manipulate the daybreak. >Danau Lut Tawar terbentang tepat di depan mataku, tampak seperti kolam yang sunyi di awal pagi di bawah cakrawala dan ombak kecil menari-nari di atas permukaan air yang mengkilat, perlahan-lahan mendekati pantai. Aku membuka lebar lebar, dan saat itu juga aku terjebak dengan cahaya pagi yang sangat indah, cahaya emas membuatku sadar akan keindahan alam ciptaaNya yang menakjubkan. Mengisyaratkan untuk kembali bertanya-tanya seperti anak kecil yang dibuat penasaran oleh kecepatan roller coaster, saya berusaha untuk beralih ke cahaya itu dan mencoba mengibaskannya, tak lama kemudian bayangannya menutupi kolam besar itu. Di kejauhan, cahaya oranye bebas memeluk bukit-bukit, sementara bola lampu putih tetap berdiri lemas, atau mungkin lampu itu sudah ada di sana untuk memanipulasi awal pagi.   The light was slowly turned into the pink color, it showed the new day was just started for the masses while I was still stunning with the miracle color that I never found. Beyond this lake, the mountain seduced the pink light like a bad boy desired to grab a girl. I nodded to tell my self to stay for long before this stunning light disappeared. This dawn still held for more minutes as I walked to the end of the south yard, lighting my steps with its little light in monochrome and then shaded me with subtle hues of color. At that time, I could only hope, it would stay, a soft orange sky to warm my fitful life. >Cahaya itu perlahan berubah menjadi warna pink, menunjukkan hari baru saja dimulai untuk semesta sementara aku masih terpukau dengan keajaiban warna yang tidak pernah kutemukan. Masih di sana, gunung itu sedang merayu cahaya merah jambu seperti lelaki nakal yang ingin merampas seorang gadis cantik. Aku mengangguk setelah mengatakan pada diriku sendiri untuk diam beberapa saat lagi sebelum cahaya yang menakjubkan ini lenyap. Fajar ini masih bertahan selama beberapa menit lagi, aku berjalan ke ujung halaman sebelah utara bersama cahaya kecil dalam bentuk monokrom menerangi langkahku dan kemudian menaungiku dengan warna-warnanya yang kian halus. Saat itu, aku hanya bisa berharap,cahaya indah ini tinggal, dan langit oranye yang lembut itu sudi menghangatkan hidupku yang sedang gundah.  The sun is like a flower blossoming, gifting its petals unto the beautiful world. Its pure pinky-orange light bathed the surface of the lake was the blush of scarlet, the warmth of tangerine. Gazing toward the illuminated clouds that never stopped accompanied the glow. The glimpse of mellow blue and the rest of the dark cloud was unable to blur its beautiful gazing, the amazing glow still created the gorgeous scene of the daybreak moment. No matter the world drowns in grief and hardship, the morning sky remained in unfinished words. That was the most beautiful thing that I kept in my hope when the sunrise remained with its virginity, vivid and powerful, then many people would realize we must thank upon its existence. >Matahari seperti sekuntum bunga mekar, memberikan kuncupnya kepada dunia yang indah ini. Cahaya merah muda nan suci membalut permukaan danau merah padam diikuti dengan warna oranye. Sambil menatap awan yang perlahan mulai diterangi oleh sibakan cahaya dan sekilas warna biru lembut bersama sisa awan gelap tidak bisa mengaburkan keindahannya, cahaya yang menakjubkan ini masih menciptakan pemandangan terindah di awal pagi itu. Tidak jadi soal meski dunia ini sedang tenggelam dalam kesedihan dan kesusahan, langit pagi tetap tak habis digambarkan dengan kata-kata. Itu adalah hal terindah yang aku simpan bersama sebuah harapan, matahari terbit tetap dengan keperawanannya, hidup dan kuat, membangkitkan semangat kita untuk selalu bersyukur dengan keberadaannya.   I was not alone during this golden hour, two girls stood still on the concrete bank, their sweater soaking up the morning light, as they turned back from the lake. A piece of darkness had not long surrendered to the light, yet I could figure out the light still washed this legendary pool, slightly tainted, no longer an abyss of black, the pinky glistened the surface color and it appeared like a mysterious basin. No worries! It kept telling me about the sense of its beauty while the hue ambitiously illuminated each crevice of the water. No bird chirping an explicit background melody. I paused, I wish I could overlook more combination color while expecting the time would halt. I was jealous to he death trees over the water was free to absorb the sparks of the morning light and the little waves were racing among each other to the horizon to catch rest of mighty light. Throughout the time, I got to say goodbye for the light when the murky bright appeared! >Aku tidak sendiri disini, dua gadis nampak sedang berdiri di tepi beton, baju hangat mereka menyerap cahaya pagi, saat mereka kembali dari danau. Sepotong kegelapan tidak lama kemudian menyerah pada cahaya, namun aku bisa mengetahui cahaya itu masih membasuh kolam legendaris ini. Sedikit tercemar, tidak ada lagi jurang hitam, kelopak bunga itu mengilap warna permukaannya dan tampak seperti baskom misterius. Jangan khawatir! Ia tetap bercerita tentang rasa keindahannya ketika rona ambien masih menerangi setiap celah air. Tidak ada burung berkicau melodi di dekat danau ini kala itu. Aku berhenti sejenak, berharap bisa melihat lebih banyak kombinasi warna lagi sembari mengharapkan waktu akan berhenti barang beberapa jenak lagi. Aku cemburu pada pohon-pohon mati di atas air itu yang bebas menyerap tiap percikan cahaya pagi dan kepada gelombang kecil danau yang sedang berpacu di bawah cakrawala, untuk menangkap sisa sinar matahari pagi yang hampir raib. Dalam iringan waktu pagi, saya terpakasa mengucapkan selamat tinggal pada kemilau itu saat sinar keruh mulai muncul! ### <center>Location : Villa Mahkota Raja, Takengon, Aceh Tengah, Indonesia Time : 05.45</center> <center></center> <center> https://steemitimages.com/DQmbjgq8VTzpLksrjvgg8NC6tXFE5hsPzN6AqKeukewqUTV/abduhawab.gif </center>
👍 bahagia-arbi, dokter-purnama, herdi.steemit, hackerzizon, canary10, nyackgrote, jeulamei, asridsyaref, nostalgia90s-00s, abduhawab, abdullah67, dodiaceh2, arafatnur, jodipamungkas, nediar, rahmadi91, rezack, farouqadam, harock, sbi2, rizasukma, bardostyle, samymubarraq, edguci, masniaty, nomad-magus, khayziljoy, iqbalrampago, dobartim, levycore, kemal13, arispranata5, naniarmansyah, jamanfahmi, enjoyaceh, teukukhaidir, ewkaw, ezhadolphin, faisalking, midiagam, ilhamnur80, my451r, jaibaru, razack-pulo, wong19, altafalazzam, sndbox, mindfreak, luvabi, world-travel-pro, kofspades, playitforward, omersurer, emrebeyler, jeffbernst, nikema, hansikhouse, voronoi, alfarisi, erb, leotrap, osm0sis, luoq, pojgaerlan, blockmountain, imamalkimas, pujangga, archual, ilyasismail, rickygunawan, mrblinddraw, animagic, djlethalskillz, shaff.aff, akbarxander, sultan-aceh, acehindiephoto, samsolrizal, faizarfatria, nandamuflizar, qurator-tier-0, mcgrafite, dedipebyu, dilimunanzar, elza1415, abupasi.alachy, sekdes, spurss, fityan, yolakebo, abozid,