Whatsapp Vs. Telegram: Mana Yang Lebih Jago?
technology·@aneukpineung78·
0.000 HBDWhatsapp Vs. Telegram: Mana Yang Lebih Jago?
<center></center> Kenapa membandingkan **Whatsapp** dengan **Telegram**? Alasan paling mudah adalah karena keduanya merupakan aplikasi perpesanan sederhana dengan kemampuan yang ditingkatkan, sehingga keduanya tetap *user friendly* sekaligus memenuhi harapan utama penggunanya, dan dengan menggunakan sumber daya internet yang rendah. Dan, cara kerja keduanya yang tidak berbeda jauh: dua-duanya bisa dipergunakan untuk mengirim pesan teks maupun suara, dan juga memaksimalkan penggunaan fasilitas **VoIP** (***Voice over Internet Protocol***) yang memungkinkan panggilan suara yang pastinya lebih hemat jika dibandingkan dengan cara konvensional. Dan saat ini, kedua aplikasi ini telah mendukung pengiriman lebih banyak jenis file (dokumen). Dalam pernyataan resminya, pengembang Telegram menyebutkan tidak ada batasan ukuran dan jenis dokumen yang bisa dikirim via aplikasi Telegram. Dan pastinya, karena keduanya populer di Indonesia. "Ooh! Populer, ya? Kenapa tidak menyertakan juga **Messenger** dari Facebook?" Ah, oh, eh, hmm, saya sudah lama berhenti menggunakan Messenger. Aplikasi perpesanan Whatsapp telah menjadi aplikasi terpopuler ke dua dalam jajaran aplikasi pada platform media sosial, dengan lebih dari 400 juta pengguna aktif di seluruh dunia pada saat ini. Aplikasi yang lahir secara 'kebetulan' itu ([baca tulisan ini](https://steemit.com/tekno/@aneukpineung78/whatsapp-berkah-tak-terduga)), kalah hanya kepada aplikasi media sosial Facebook milik perusahaan induknya, **Facebook, Inc.** Artinya, dalam jajaran aplikasi perpesanan, Whatsapp menduduki peringkat teratas dalam hal jumlah pengguna global. Reputasi Whatsapp semakin meroket sejak diakuisisi oleh Facebook, Inc., pada Februari 2014. Sementara itu, aplikasi perpesanan Telegram bikinan pengembang berdarah Rusia, kakak beradik **Nikolai** dan **Pavel Durov**, diklaim telah memiliki tak kurang dari 100 juta pengguna aktif setelah berusia 2 tahun setengah sejak diluncurkan. Nikolai dan Pavel hidup di pengasingan di Berlin setelah Pavel harus melarikan diri dari Ukraina karena skandal **Vkontakte** pada 2014 ([baca artikel ini](https://www.expressvpn.com/blog/whatsapp-vs-telegram-encryption-battle/)). Di Berlin, kakak beradik ini mendirikan korporasi pengembang **Telegram Messenger LLP**. Dari pengalaman saya menggunakan kedua aplikasi ini, saya bisa menuliskan hal-hal yang membedakan keduanya sebagai berikut: <center>Poin</center>|<center>Whatsapp</center>|<center>Telegram</center> ---|---|--- Jumlah akun per instalasi|Dalam setiap instalasi Whatsapp hanya mendukung satu pengguna (akun). Jadi, jika menginginkan dua akun Whatsapp dalam satu perangkat, menginstal aplikasi 'kloning' semisal **Dual Apps** atau **Parallel Apps** adalah sebuah kemustian. Namun, tetap saja setiap perangkat hanya bisa memiliki maksimal dua akun, dengan merelakan daya dan data serta sedikit *storage* untuk aplikasi tambahan, kecuali beberapa merek perangkat yang datang dengan aplikasi kloning bawaan.|Setiap instalasi Telegram saat ini sudah mendukung multi-akun, jadi pengguna bisa memiliki lebih dari satu akun untuk -misalnya- memisahkan antara akun bisnis dan keluarga, atau jika sebuah perangkat dimiliki oleh beberapa orang (misalnya keluarga). Kesemua akun itu bisa aktif secara bersamaan. Setiap akun bisa dihapus kapan saja dari sesebuah perangkat tanpa menon-aktifkan akun tersebut. *Log-in* dan *Log-out*|Sampai saat ini tidak ada fasilitas *log-out*. Jadi, kalau ingin meminjamkan perangkat Anda kepada orang lain, Anda harus memasang aplikasi pengunci aplikasi kalau harus merahasiakan isi percakapan Anda.|Setiap akun bisa diset *log-in* atau *log-out* kapan saja. Setiap kali *log-in*, sebuah pesan singkat (SMS) berisi kode *numeric* akan dikirimkan ke nomer seluler yang dimaksud. Ini akan memudahkan, misalnya, ketika seseorang meminjam perangkat temannya untuk mengirim pesan Telegramnya. Kemudahan merestorasi riwayat *chat* saat membuka di perangkat baru|Whatsapp akan menyarankan untuk mengunduh riwayat *chat* Anda sebelumnya (beserta lampiran-lampiran baik foto, video, suara, dst.) saat Anda membuka akun Anda pada perangkat baru. Jika Anda setuju, maka Whatsapp segera menampilkan teks percakapan Anda yang sudah Anda *back up* sebelumnya. Sementara lampiran-lampiran berupa gambar, suara, video dan dokumen lainnya akan diunduh saat perangkat Anda terhubung pada WiFi (karena mungkin saja lampiran-lampiran ini memiliki ukuran total yang lumayan besar sehingga akan memakan waktu dan sumber daya), dan jika Anda sudah terhubung pada WiFi, proses restorasi percakapan Anda akan berjalan di latar belakang, artinya, Anda bisa meneruskan kegiatan Anda menggunakan Whatsapp tanpa terganggu oleh proses pemuatan. Jika Anda tidak melakukannya restorasi *chat* pada saat itu, kemungkinan besar Anda tak akan memiliki lagi kesempatan untuk melakukan itu sampai Anda meng*install *lagi aplikasi Whatsapp Anda (di perangkat lain atau setelah Anda meng*uninstall* pada perangkat yang sama). Restorasi riwayat *chat* ini hanya mungkin dilakukan jika Anda sebelumnya telah melakukan *backup* via pengaturan. Whatsapp mem*backup* percakapan Anda ke akun **Google Drive** yang telah Anda daftarkan ke akun Whatsapp dimaksud.|Telegram secara berkala mem*backup* percakapan Anda dan secara otomatis akan memuat teks riwayat percakapan tersebut ketika Anda membuka akun Anda di perangkat baru, termasuk jika Anda menggunakan versi *desktop*. Lampiran-lampiran tidak akan diunduh secara otomatis meskipun perangkat Anda terkoneksi ke WiFi, tetapi akan dilakukan saat Anda menekan *thumbnail* pada sebuah lampiran tertentu. Jadi, Anda lebih leluasa menentukan file-file mana untuk Anda unduh di perangkat baru Anda. Pengguna tidak harus memiliki *cloud storage* untuk menyimpan data riwayat percakapannya, dan tak perlu khawatir bahwa Telegram akan memakai ruang *storage* perangkat atau ekstensi, sebab semua itu akan disimpan di *cloud storage* milik pengembang Telegram sampai pengguna menghapusnya atau sampai akun dimatikan oleh pengembang setelah tidak aktif untuk jangka waktu tertentu. Panggilan Video|Ya.|Sayangnya Telegram belum memiliki kemampuan ini. *In-App Browser*|Belum (tidak) mendukung.|Setiap link internet yang dikirim dalam percakapan bisa dibuka langsung di dalam aplikasi Telegram (tidak perlu membuka browser), dengan syarat bahwa fitur ini telah diaktifkan sebelumnya. Ini akan menghemat daya baterai dan juga data. Versi *Desktop*|Memiliki prosedur *sign-in* yang lebih rumit dan harus dilakukan via peramban. Tidak (belum)tersedia aplikasi versi *desktop*.|Selain versi **Android**, Telegram juga tersedia dalam *platform* **Windows** dan **Mac**. Sangat mudah untuk *sign-in* ke versi *desktop*, semudah *sign-in* di perangkat bergerak. Sinkronisasi antar perangkat|Sinkronisasi tidak berjalan mulus, tidak otomatis, dan juga tidak *real time*. Jika Anda membuka akun pada perangkat lain, maka Anda akan harus melakukan proses *sign-in* kembali jika hendak menggunakan Whatsapp di perangkat sebelumnya, meskipun tadinya Anda meninggalkannya dalam posisi aktif.|Sinkronisasi berjalan mulus, otomatis, dan *real time*. Tak ada masalah meskipun akun yang sama dibuka pada lebih dari satu perangkat, mobile ataupun *desktop*, pada waktu bersamaan. Keamanan|Whatsapp menjamin keamanan percakapan via aplikasi ini dengan fitur *end to end encription*, yang mencegah Whatsapp dan pihak ke tiga membaca atau mendengar sesebuah percakapan di Whatsapp.|Telegram juga menjamin keamanan percakapan dari intaian pengembang dan pihak ke tiga. Dan selangkah lebih maju, Telegram juga menyediakan fitur **Secret Chat** yang menggunakan enkripsi *end to end*, dimana pengguna bisa mengatur waktu tayang sesebuah pesan atau percakapan sejak pesan tersebut dibaca oleh *resipien* yang setelah waktu tersebut dicapai, pesan akan terhapus dengan sendirinya, mereka menyebutnya *Self Destruct Timer*. Misal, Secret Chat diatur dengan *timer* selama 3 detik, maka penerima pesan hanya memiliki waktu 3 detik untuk membaca setiap pesan yang dikirim ke dalam sesi Secret Chat tersebut. Ini mungkin apa yang disebut dalam istilah Inggris, **"For your eyes only"**. Pesan di dalam Secret Chat tidak bisa diteruskan, dan, kata pengembangnya, tidak meninggalkan jejak di *server*. Pencarian|Fitur pencarian Whatsapp hanya mampu melakukan pencarian lokal pada nama kontak Whatsapp dan isi percakapan.|Fitur pencarian mampu mencari secara global maupun lokal, sehingga memungkinkan pengguna mencari grup-grup atau orang tertentu dengan menggunakan *username* mereka, selain kontak atau grup lokal dan isi percakapan. *Broadcast* kabar atau pikiran terbaru atau sekedar narsis dan cari perhatian|Whatsapp memiliki fitur **Status** yang bisa dimanfaatkan pengguna untuk menyiarkan gambar dan / atau video dan / atau teks, secara tunggal maupun kombinasinya. Fitur ini bisa digunakan untuk memberitakan kegiatan terbaru atau ide semasa, misalnya, atau untuk berbagi file gambar atau video singkat seumpama kegiatan yang lazim dilakukan di Facebook. Para *audiens* bisa merespon kepada Status, baik Status yang berisi lampiran tunggal maupun kepada suatu lampiran tertentu dalam Status yang memiliki kombinasi beberapa lampiran.|Telegram memiliki fitur **Channel** yang memungkinkan pengguna mem*broadcast* pesan kepada sejumlah kontak yang telah diundang sebagai anggota (disebut *subscriber*). Channel bisa diatur bersifat publik (bisa dicari secara global oleh pengguna lain) atau rahasia (tidak akan muncul dalam pencarian oleh non kontak meski menggunakan kata kunci yang identik). Setiap pengguna bisa memiliki lebih dari satu Channel, misalnya untuk mengirim berita atau lampiran berbeda kepada sekelompok orang yang berbeda. Para *subscriber* hanya bisa memirsa postingan di dalam Channel tanpa bisa merespon langsung di dalam ruang Channel, dan mereka bisa meninggalkan sesebuah Channel kapan saja. Kemampuan berjalan pada sinyal yang sangat buruk|Whatsapp tidak setangguh Telegram saat dihadapkan pada kondisi sinyal yang sangat buruk.|Ketika Whatsapp berhenti merespon pada situasi sinyal yang sangat buruk, Telegram masih mampu melakukan tugasnya mengirimkan pesan teks secara lancar. Hal-hal lain seumpama kemampuan memainkan file **.gif** dan cakupan jenis file yang bisa dikirim, keduanya bisa dibilang sama tangguhnya. Kemampuan untuk mendukung pembentukan grup dengan batasan jumlah anggota pada angka tertentu masih belum merupakan aspek yang penting bagi saya, tetapi kabarnya, sebagai informasi saja, Telegram bisa mendukung grup dengan jumlah anggota sampai 100.000 akun, itu grup atau kecamatan? Hehe. <center>https://steemitimages.com/DQmYNMsiw3WAQ6ppETBs41u8yYBm7JPYgDobMzxLKR67CGW/logo%20kriting%20color.png</center> Dengan ulasan di atas, meskipun tanpa kemampuan untuk membuat panggilan video, saya masih tetap lebih memilih Telegram sebagai aplikasi perpesanan faforit. Dan jika mereka segera menambahkan fungsi panggilan video kepada aplikasi ini, maka: **KE-REN A-BISS!!** Jalan keluar saat ini adalah memiliki kedua aplikasi itu terpasang di perangkat saya. Dan pertanyaan pada judul, "Mana lebih jago," tidaklah bisa dijawab dengan gamblang, ini masalah selera dan *attitude*. Tetapi tampaknya, fungsi panggilan video telah menjadi kartu truf bagi Whatsapp dalam membentuk reputasi dan menduduki peringkatnya saat ini. <center>https://steemitimages.com/DQmbqXmmacRz2U5B8uN4QV1FURMmRPr5o1wZUSh3WHBAwVR/DQmbqXmmacRz2U5B8uN4QV1FURMmRPr5o1wZUSh3WHBAwVR.gif<center>Terimakasih telah singgah.</center>  </center>