![image](https://img.esteem.ws/tbbzgwtaii.jpg)

Terus terang, saya belajar bahasa Inggris melalui nonton film dan lagu. Jadi soal aturan tata bahasa saya jelas kacau balau. 

Trus kenapa juga bikin postingan dalam bahasa Inggris? 

Karena ternyata semakin lama tidak digunakan, maka semakin berkarat dan kacau. Jadi dengan segala kurangnya, saya putuskan belajar sambil praktek. 

Hal menarik soal menulis dalam dua bahasa adalah perkara **alih bahasa**. Mengubah dari Bahasa ke English. 

Dan kesalahan yang paling sering saya lakukan adalah meng-*English*-kan semua. Butuh beberapa waktu untuk sadar bahwa tidak semuanua harus diubah. 

Mi Goreng Aceh ya tetap Mi Goreng Aceh, itu namanya. Nasi Goreng tidak usah dikeren-kerenkan jadi *Fried Rice*. Pecal, bukan *Vegetables Salad With Spicy Peanut Sauces*, Roti Bakar Bandung ga perlu dipaksa jadi *Bandung Toast*

Banggalah selalu dengan identitas kita. 

 ![image](https://img.esteem.ws/r11oqdraz7.jpg)

Honestly, I learned English by watching a movie, and listening a lot of song. So, obviously that why I really have a problem with grammar. 

Yet, I still post bilingual. Why? My English is bad, and if I'm not using it, it will rapidly become worst. So, despite my lack of grammar, I brave my self to write in English. Learning by doing. Train by experiences. And try to laugh if I make a silly mistake. 

Writings in two languages brought me to a new experience. Especially when I have to translated Bahasa to English. Believe me, it's really a frustrated thing. 

And then, at some point, I realized. **I don't have to translate everything into English**. 

**Mi Goreng Aceh** is Mi Goreng Aceh, that's its name. No needs to make **Nasi Goreng** became Fried Rice. **Pecal**, not **Vegetables Salad With Spicy Peanut Sauces**, **Roti Bakar Bandung** not Bandung Toast. 

No need to fake our identity, just proud to be ourselves.