Selamat Jalan dan Selamat Datang Kawanku

View this thread on: d.buzz | hive.blog | peakd.com | ecency.com
·@happyphoenix·
0.000 HBD
Selamat Jalan dan Selamat Datang Kawanku
<center><img src="https://assets-a2.kompasiana.com/items/album/2019/12/31/katak-5e0b5a0ad541df7c2c43a963.jpg?t=o&v=760"></center>
<center><sup>Sumber foto : Pixabay.com</sup></center>
Cerpen ini pernah dimuat di <a href="https://www.kompasiana.com/hantolsugiarto/5e0b6428097f3614900c22c2/selamat-jalan-dan-selamat-datang-kawanku">Kompasiana</a>

Malam itu hujan rintik-rintik, dingin dan jalanan becek. Aku berdiri di bawah lampu penerangan jalan di sebuah sudut perkampungan dan membiarkan air hujan membasahi diriku. Saat itu punggungku terasa nyeri, entah kenapa walau begitu aku masih memaksakan diri untuk melanjutkan perjalanan. Temanku, Dinda, berdiri disampingku dengan raut wajahnya yang agak sedih memandangku.

"Rara, sudah saatnya kita berpisah!" Dinda berbicara kepadaku, memecah keheningan malam yang dingin.

"Betul, ini sudah waktunya kita harus berpisah," aku menjawab sambil melihat arlojiku yang sudah menunjukkan waktu hampir tengah malam.

"Sudah tak terasa aku sudah menemanimu selama setahun, Rara." 

"Masa yang penuh duka dan suka, terima kasih engkau sudah menemaniku," aku memegang tangannya yang lembut dan terasa dinginnya malam telah merasukinya.

Aku merasa sedih, karena ini adalah pertemuan terakhir kami dan tidak akan bertemu lagi. Hanya kenangan lah yang nantinya menyatukan kami. Sudah setahun kami bersama melalui duka dan suka. Kini aku harus melanjutkan perjalananku tanpa dia.

Sambil menunggu berlalunya waktu, aku melihat dari kejauhan ternyata teman baruku sudah  mendekat dan akan menjemputku. Nama teman baruku ini belum aku ketahui tetapi bagaimanapun aku harus ikut melanjutkan perjalanan bersama dia.  Teman baruku melambai dan perlahan berjalan mendekati kami. Untuk sesaat aku dan Dinda,  berdiri diam dalam seribu bahasa. 

Tiba-tiba tanpa aku sadari, teman baruku itu sudah tiba  dan ia segera mengandengku, "Mari...mari Rara ikuti aku, kita harus terus berjalan."

"Tidak usah khawatir Rara, pergilah, aku akan baik-baik saja," Aku menoleh ke Dinda, dia tersenyum manis walau ada sedikit raut kesedihan di wajahnya. 

"Hai teman baru Rara, aku titipkan dia padamu dan jagalah dia baik-baik," Dinda berkata kepada teman baruku ini.

Teman baruku ini hanya tersenyum tak menjawab dan hanya  mengandeng tanganku, tak lama kemudian ia menarikku dengan lembut untuk ikut melanjutkan bersama dia. Perasaanku campur aduk dan aku hanya bisa menoleh melihat Dinda untuk terakhir kalinya dan kemudian dengan sebuah tarikan napas aku mengalihkan pandangku ke jalan yang akan aku lalui. Selamat jalan Dinda, terima kasih sudah menemaniku. Tuhan mohon jagalah aku dalam perjalanan selanjutnya. (hpx)
👍 , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,