LSM Parang Puntung

View this thread on: d.buzz | hive.blog | peakd.com | ecency.com
·@pieasant·
0.000 HBD
LSM Parang Puntung
![image](https://img.esteem.ws/xbps5vi35q.jpg)

Aku punya sebilah parang puntung, lebarnya seukuran jempol kaki manusia dewasa. Kerap aku gunakan untuk memotong pakan kambing di sore hari. Untuk fungsinya, bilah parang puntungku sudah terbilang tajam, pelepah pisang saja dalam sekali tebas langsung jatuh ke tanah. Parang puntungku punya sejarah berbeda dari parang-parang lain di rumah Steemian. Kisahnya persis seperti lika liku kehidupan masyarakat di lokasi parang puntung itu aku temukan. 

Tahun lalu, hari dan tanggalnya aku lupa. Jelasnya momen penting itu terjadi lewat tengah hari. Di tengah perjalanan pulang menemani seorang peneliti dari Jepang, di dalam hutan gambut *Rawa Tripa*, kulihat bilah besi berkarat yang sebagian sudah tertanam. Sengaja ku angkat, dan *ahhh*, rupanya parang yang sudah patah, itu lah sebab makanya dibuang oleh pemiliknya. 

 ![image](https://img.esteem.ws/gysyjvl4lm.jpg)

>Seketika itu pula aku langsung mengingat kambing peliharaanku. Rencananya, besi bekas parang akan ku asah lagi.

***

Masyarakat yang hidup di sekeliling hutan gambut Rawa Tripa dulunya tidak dikenal luas. Hingga pada awal 2008 lalu istilah *Rawa Tripa* dikenalkan oleh sejumlah LSM Lingkungan. Kata mereka, hutan rawa gambut di Tripa harus diselamatkan, karena karbon yang tersimpan di dalam, dan karena ekosistem bagi sebagian satwa. 

>Dari apa diselamatkan?, katanya dari perusahaan sawit.

![image](https://img.esteem.ws/htqz1hy7jr.jpg)

Dalam perjalanannya, masyarakat pun dikondisikan untuk melawan perusahaan, walau sebenarnya jauh sebelumnya sebagian besar masyarakat sudah menerima manfaat dari adanya perusahaan kelapa sawit. Kini puluhan masyarakat sering dipakai untuk menebas perusahaan, persis umpama mata parang puntungku. Ini bukan berarti perusahaan sawit di sana tidak berdosa, demi lingkungan mereka layak untuk ditertibkan.

Namun, sepertinya masyarakat tidak seutuhnya menerima faedah dari isu Rawa Tripa yang dijual ke dunia Internasional. Sedangkan para penjual isu, yakni sejumlah LSM nakal ,sampai hari ini masih menerima manfaat, baik materi maupun publisitas individu atau lembaga. Merekalah umpama gagang parang puntungku. 

 ![image](https://img.esteem.ws/znowzn7ez3.jpg)

Dan tanganku lah sebagai donor dari seluruh program lingkungan yang ada di Rawa Tripa. Kemana saja aku arahkan sigagang, bilah mata parang puntungku tidak pernah membantah, hanya ikut saja. Sayangnya, bilah parang puntungku tidak faham bahwa ia hanya kugunakan atas nama pakan kambing.

*Abéh leuh..*
@pieasant
👍 , , , , , , , , , , , ,