Dari Humanisme ke Dataisme, Berubah atau Bertahan
indonesia·@rismanrachman·
0.000 HBDDari Humanisme ke Dataisme, Berubah atau Bertahan
 Sejak 2009 Rupert Murdoch sudah mengingatkan bahwa era media cetak akan berakhir. Jika memakai perkiraannya era berakhirnya media cetak akan terjadi pada 2024. Murdoch sering digelar raja media, pemilik News Corporation, salah satu perusahaan media paling terkenal dan berpengaruh. Dalam wawancaranya dengan News Corp, saat itu Murdoch berani menyatakan bahwa beberapa media cetak segera tutup alias mati. Tentu saja sebagai gantinya adalah era media digital. Tentu saja tidak semua orang sepakat dengan Murdoch. Sebahagian masih percaya, kreativitas akan membuat media cetak akan terus bertahan. Ada juga yang percaya, era media digital juga tidak lama bertahan, dan akhirnya orang-orang akan kembali lagi ke era media cetak. Meski tidak semua setuju, beberapa fakta memang menunjukkan ada banyak media cetak yang mulai menurun sirkulasinya, yang berujung pada menipisnya pendapatan. Dan, benar adanya era media digital juga cepat mengalami ujian sebab kini sudah hadir pula media yang dibangun di atas teknologi blockchain. Peristiwa distruptif pada media ini mendorong penerbit untuk melakukan gerak cepat dalam mengelola bisnis penerbitannya yang sudah kalah dengan media jejaring sosial dan google dalam pendapatan, kini harus segera pula beradaptasi dengan media berbasis blockchain yang meniadakan monetisasi dengan iklan. Pada waktunya, ragam algoritma akan mendorong semua media untuk bergerak di atas minat para komunitas. Steemit sendiri, sebagai salah satu media terdepan di teknologi blockchain yang didukung cryptocurrency STEEM sedang berbenah, salah satunya menerapkan pendekatan hivemind. Bagi kreator konten yang jeli, ini satu pertanda makin matangnya manusia memasuki era yang oleh Yuzal Noah Harari disebut sebagai era Dataisme, sekaligus pertanda ditinggalkannya era humanisme. Apa artinya bagi kreator konten? Ini pertanda bahwa siapapun yang ingin menjadi kreator konten yang sukses tidak bisa lagi meletakkan sumber kebenaran pada diri sendiri. Ajakan untuk mendengar kata hati, sudah berakhir sebab algoritma cerdas yang didukung data akurat sudah lebih mampu memberi panduan bagi kita untuk menemukan kebenaran yang didukung oleh data. Dalam kontek bersteemit misalnya, ketika Anda melakukan penilaian berdasarkan isi hati maka itu segera dibaca sebagai kebenaran cengeng, bahkan mengada-ada. Apa pasalnya? Ini karena blockchain menyimpan semua riwayat transaksi dan informasi siapapun yang memiliki akun di Steemit. Tentu saja kita semua punya hak untuk melawan perubahan, dan bahkan boleh saja memilih model kehidupan menurut diri kita sendiri. Buktinya, ada komunitas yang memilih untuk terus tinggal di hutan dengan warisan kearifan pendahulu mereka dan ternyata mereka terus bisa bertahan hidup dengan kebudayaan dan peradaban leluhur mereka. Bahkan, ada yang memilih hidup bersama dalam kearifan leluhur di tengah kehidupan yang serba canggih dan moderen. Itulah kebebasan memilih yang ada pada manusia. Hanya saja akan menarik dan indah manakala semua pilihan itu saling berada pada poros penghormatan. Jika ada yang ingin tetap tinggal di era media cetak dengan ukuran kebenaran dan kebudayaan yang dipandang lebih cocok, lebih ideal maka yang lain patut untuk mengbormatinya. Hanya saja saya bingung, apakah pilihan untuk bertahan hidup dengan perilaku konflik dan hidup dengan sistem ekonomi konflik perlu terus dipertahankan dan perlu pula untuk dihormati? Di sini dilematis kerap menghinggapi diri. Tapi, jika dicermati di satu sisi, khususnya sisi yang mencoba mencari pembenaran, maka konflik dan perangpun memiliki nilai positifnya. Dengan konflik dan perang manusia terpacu untuk memikirkan pikiran dan alat perang baru yang lebih canggih, dan ini adalah kreativitas juga. Pada waktunya ketika kedua pihak sudah berada pada titik sama kuat dan jenuh maka konflik dan perang akan berhenti, dan berusaha memproduksi strategi konflik dan perang baru di era blockchain. Ini juga pilihan bebas, sama seperti saya yang sudah sejak lama memilih jalan damai, jalan peace, dan di era blockchain ini saya bertemu pula dengan strategi Aikido lewat Dan Larimer.
👍 babangsunan, nanocheeze, xtdevelopment, threadripper, muksalmina03, adnansyahir, hermanrn, farouqadam, rahmanovic, whyerror, jaroot, novaliamarja, cutnazla, wahyudios, ettydiallova, safrizal.mus, acehpungo, drako2016, teukuannas, bigross123, orcheva, iqbalhood, zara70, mariska.lubis, kemal13, rizasukma, rauzaljm, varrazirizqi, dilimunanzar, donirosayandi, alfiandaud, sukro, kakilasak, belajar.ngoding, iqbalsweden, fehivimo, kunrishartanto, jkfarza, elfinarachmi, tusroni, riezaldi, tinmiswary, steemithukum, nielafarza, nisarunnisah88, akinmutta, baroon.exm, bariah, awinyaksteemit, harock, tabraniyunis, banglun, qadri.mag, febrirmd, beladro, bidik, qurator-tier-0, zulfikark-kirbi, rastaufik10, leomahfud,